Terkini.id, Jakarta – Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 405 triliun untuk menanggulangi dampak pandemi corona ke sektor ekonomi. Dari dana tersebut ada dana yang akan dialokasikan dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT).
Targetnya, BLT tersebut nantinya akan disalurkan kepada 29,3 juta masyarakat yang masuk ke dalam kelompok 40 persen termiskin di Indonesia, termasuk para kelompok pekerja informal.
Agar penyalurannya tepat sasaran, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Sektoral, Candra Fajri Ananda mengatakan, pemerintah bakal menggandeng pihak ketiga seperti Tokopedia hingga Gojek untuk memperoleh data kemiskinan yang valid.
“Kita masih berdiskusi dengan ekonom bagaimana kita memasukkan big data dari Gojek, Tokopedia karena untuk data kemiskinan terbaru BPS tidak punya. Itu bisa kerja sama dengan Grab, Gojek, Tokopedia sehingga bisa diberikan stimulus sekitar Rp 110 triliun untuk social safety net,” ungkap Candra saat diskusi Meneropong Fiscal Policy Atasi Corona, di Jakarta, Selasa (31 Maret 2020).
Selain itu, Gojek juga telah mendapatkan izin dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengimpor lima juta masker. Alat kesehatan itu akan didistribukan ke mitra pengemudi taksi dan ojek online guna mengantisipasi penularan virus corona.
- Atasi Dampak Ekonomi Akibat COVID 19, Pemerintah Pusat Resmi Luncurkan Kartu Prakerja
- Permenhub 18 Tahun 2020 Terbit, Pemprov DKI Jakarta Harus Kaji Ulang Aturan Pembatasan OJOL dalam PSBB
- Perang Lawan COVID 19, 19 Ribu Orang Telah Jalani Tes COVID 19 di Indonesia
- Perang Lawan COVID 19, Startup Hotel Capsul Bobobox Donasikan Shelter Pod Untuk Tenaga Medis
- Kirim Sembako ke Warga Terdampak COVID 19, Kang Emil Gandeng Ojol dan PT Pos Indonesia
Hal itu dilakukan agar persediaan masker untuk tenaga medis tidak terganggu. Komisaris Utama Gojek Garibaldi Thohir mengklaim, perusahaannya merupakan startup penyedia layanan on-demand pertama yang mendapat izin impor masker.
Ia mengatakan, jutaan mitra pengemudi taksi dan ojek online terdampak pandemi corona. “Gojek melakukan berbagai upaya untuk menyediakan alat perlindungan diri (APD) agar mereka bisa bertugas secara prima dan minim risiko penularan,” kata Garibaldi dalam siaran pers, Rabu (1 April 2020).
Pengemudi taksi dan ojek online termasuk yang rentan tertular COVID 19, karena berinteraksi dengan banyak orang saat mengantar makanan, bahan pokok, obat-obatan dan barang lainnya. “Mereka dianggap sebagai kelompok yang keamanan dan kesehatannya perlu dijaga,” ujarnya.
Gojek bekerja sama dengan Garuda Indonesia untuk mengimpor lima juta masker tersebut. “Garuda Indonesia yang telah melakukan karantina 14 hari sebelum keberangkatan,” kata Chief Operations Officer Gojek Hans Patuwo.
Masker tersebut akan dialokasikan oleh Yayasan Anak Bangsa Bisa dan bakal disumbangkan kepada pemerintah untuk para tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan. “Gojek akan menyalurkan sebagian masker yang diimpor ini kepada pemerintah untuk dapat dialokasikan kepada para tenaga medis,” ujarnya.
Sejauh ini, Gojek mengaku sudah menyalurkan puluhan ribu masker kepada mitra pengemudi. Selain itu, menyediakan ratusan ribu paket kesehatan (safety kit) berisi masker, hand sanitizer, vitamin, dan penyemprotan disinfektan kepada puluhan ribu mitra di lebih dari 1.300 titik di 80 kota.