Terkini.id, Roma – Italia menuding Uni Eropa dan negara-negara anggotanya tidak menanggapi panggilan darurat Italia untuk memastikan pasokan tambahan peralatan medis di tengah meluasnya penyebaran COVID 19.
Italia mengharapkan Uni Eropa dapat mengambil tindakan darurat untuk mencegah makin meluasnya penyebaran COVID 19.
Pemerintah Italia telah meminta uni Eropa untuk mengaktifkan mekanisme perlindungan sipil Uni Eropa untuk memberikan pasokan peralatan medis untuk perlindungan individu warga Italia.
Tetapi sayangnya, Uni Eropa tidak menanggapi permintaan darurat dari pemerintah Italia itu. Dikatakan oleh Duta Besar Italia, “Hanya China yang merespons secara bilateral. Tentu saja ini bukan pertanda solidaritas Eropa,” kata Duta Besar Italia untuk Uni Eropa, Maurizio Massari.
“Kita harus memastikan, di bawah koordinasi Uni Eropa, pasokan peralatan medis yang diperlukan dan redistribusi di antara negara-negara dan wilayah yang paling membutuhkan” desak Massari.
- Atasi Dampak Ekonomi Akibat COVID 19, Pemerintah Pusat Resmi Luncurkan Kartu Prakerja
- Permenhub 18 Tahun 2020 Terbit, Pemprov DKI Jakarta Harus Kaji Ulang Aturan Pembatasan OJOL dalam PSBB
- Perang Lawan COVID 19, 19 Ribu Orang Telah Jalani Tes COVID 19 di Indonesia
- Perang Lawan COVID 19, Startup Hotel Capsul Bobobox Donasikan Shelter Pod Untuk Tenaga Medis
- Kirim Sembako ke Warga Terdampak COVID 19, Kang Emil Gandeng Ojol dan PT Pos Indonesia
Italia terdampak paling keras oleh COVID 19 di luar China dengan kasus yang dipastikan mencapai 10.000 kasus pada hari Selasa, 10 Maret 2020.
Ini memperketat tindakan penguncian nasional pada hari Rabu 11 Maret 2020, dengan menutup sarana umum dan pusat perbelanjaan setelah angka kematian melonjak 31 persen, peningkatan harian tertinggi dalam kematian di negara mana pun sejak wabah COVID 19 dimulai.
Menanggapi panggilan darurat dari Italia, China setuju untuk mengirim lebih dari dua juta masker wajah dan sekitar 10.000 ventilator paru-paru, 20.000 pakaian pelindung, bersama dengan 50.000 kit uji COVID 19 ke Italia berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani antar dua menteri luar negeri dari China dan Italia pada hari Selasa, 10 Maret 2020.
Pemerintah China juga mengirim tim ahli medis ke Italia untuk membantu memerangi epidemi berdasarkan permintaan dari Italia.
Di tengah kritik terhadap kurangnya solidaritas Uni Eropa dengan Italia, Austria dan Slovenia pada hari Selasa (10 Maret 2020) menyatakan bahwa mereka akan menutup perbatasan mereka dengan Italia sementara Jerman dan Prancis termasuk di antara negara-negara Uni Eropa yang telah memberlakukan batasan pada ekspor peralatan medis pelindung untuk Italia.