Terkini.id, Beijing – Novel coronavirus, yang telah menyebabkan epidemi luas COVID-19 sejak akhir Desember 2019, telah berevolusi menjadi dua subtipe utama, ungkap sebuah penelitian Cina.
Untuk mendeteksi apakah virus, yang dinamai SARS-CoV-2, telah bermutasi, sekelompok peneliti Cina melakukan analisis genetik populasi dari 103 genom yang tersedia secara publik, dan menemukan bahwa virus itu telah berevolusi menjadi dua subtipe utama (ditunjuk L dan S), dengan infektivitas yang berbeda.
Penelitian yang berjudul On the origin dan evolusi yang berkelanjutan dari SARS-CoV-2, diterbitkan di National Science Review dari Chinese Academy of Sciences (CAS) pada hari Selasa 3 Maret 2020.
Pemahaman tentang subtipe berbeda dari SARS-CoV-2 akan membantu meningkatkan perawatan penyakit yang berbeda dan lebih efisien. Dan penelitian ini juga memberikan wawasan baru untuk melacak inang alami perantara SARS-CoV-2, menurut peneliti tersebut.
Temuan utama dari penelitian ini adalah Tipe S adalah tipe COVID 19 yang pertama kali muncul di Wuhan sementara tipe L berevolusi dari tipe S.Tipe L ditemukan sekitar 70 persen lebih banyak ditemukan daripada tipe S sekitar 30 persen.
- Atasi Dampak Ekonomi Akibat COVID 19, Pemerintah Pusat Resmi Luncurkan Kartu Prakerja
- Permenhub 18 Tahun 2020 Terbit, Pemprov DKI Jakarta Harus Kaji Ulang Aturan Pembatasan OJOL dalam PSBB
- Perang Lawan COVID 19, 19 Ribu Orang Telah Jalani Tes COVID 19 di Indonesia
- Perang Lawan COVID 19, Startup Hotel Capsul Bobobox Donasikan Shelter Pod Untuk Tenaga Medis
- Kirim Sembako ke Warga Terdampak COVID 19, Kang Emil Gandeng Ojol dan PT Pos Indonesia
Intervensi manusia mungkin telah menempatkan tekanan selektif yang lebih parah pada tipe L, sehingga mungkin COVID 19 tipe L jauh lebih parah menginfeksi manusia.
Namun hingga kini belum jelas apakah tipe L berevolusi dari tipe S pada manusia atau pada inang perantara. Dan juga tidak jelas apakah tipe L lebih cepat menular daripada tipe S.