Terkini.id, Teheran – Tim pakar WHO telah mendarat di Teheran, Republik Islam Iran, untuk mendukung tanggapan berkelanjutan terhadap penyakit coronavirus-2019 (COVID-19) di negara tersebut.
Tim akan bekerja dengan otoritas kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya untuk meninjau kesiapan dan upaya respon yang sedang berlangsung, mengunjungi fasilitas kesehatan yang ditunjuk, laboratorium dan titik masuk, dan memberikan bimbingan teknis.
Secara keseluruhan, tujuan misi adalah untuk: mengidentifikasi dinamika transmisi dan populasi berisiko; memberikan panduan untuk memperkuat dan meningkatkan respons terhadap wabah yang sedang berlangsung, termasuk kesepakatan tentang langkah-langkah pengendalian prioritas; dan memberikan panduan tentang kesiapan yang diperkuat untuk daerah-daerah yang belum terkena wabah.
Hingga saat ini, 1501 COVID-19 kasus, termasuk 66 kematian, telah dilaporkan di negara itu, pada 2 Maret pukul 15:00 waktu setempat Kairo. Menurut juru bicara kementerian kesehatan, secara total, 291 orang telah dikeluarkan dari rumah sakit setelah mendapatkan kembali kesehatan mereka.
Kasus-kasus dengan sejarah perjalanan ke Republik Islam Iran juga telah dilaporkan dari Afghanistan, Kanada, Lebanon, Pakistan, Kuwait, Bahrain, Irak, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab.
- Perang Lawan COVID 19, Kementerian Agama Gelar Sidang Isbat Awal Ramadhan Via Video Konferensi
- Pandemi COVID 19, Command Center COVID 19 Ala Kang Emil Jadi Percontohan Nasional
- PANDEMI COVID 19, Keraton Kasepuhan Cirebon Batalkan Pengajian Malam Kliwon di Makam Sunan Gunung Jati
- Tembus 90 Ribu Korban , WHO Prediksi Wabah Covid 19 Lebih Parah Di Luar China
- Cegah Wabah Covid 19, Kemendikbud Rilis Surat Edaran Pencegahan Covid 19 di Sekolah
Pesawat yang membawa anggota tim teknis juga berisi pengiriman pasokan medis dan peralatan pelindung untuk mendukung lebih dari 15.000 pekerja perawatan kesehatan, serta cukup kit laboratorium yang cukup untuk menguji dan mendiagnosis hampir 100.000 orang.
WHO mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Pemerintah Uni Emirat Arab karena menyediakan pesawat carteran yang memungkinkan WHO untuk berhasil memungkinkan tim dan pasokan medisnya melakukan perjalanan ke Republik Islam Iran.